Matalensa-news.com-Magetan – Tradisi Labuhan Sarangan kembali digelar dengan penuh khidmat dan meriah. Sebagai bagian dari warisan budaya yang terus lestari, prosesi ini selalu dinantikan oleh masyarakat Magetan dan wisatawan yang setia menyaksikannya setiap tahun.Jum’at 31/01/2025
Tidak hanya menjadi ritual adat yang sakral, Labuhan Sarangan juga melibatkan berbagai elemen masyarakat, mulai dari pengelola wisata, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), pemerintah kelurahan dan kabupaten, hingga pelajar dari SMPN 1 Magetan.
Menariknya, siswa-siswi dari SMPN 1 Magetan turut mengambil bagian dalam prosesi adat ini dengan mengenakan pakaian tradisional. Mereka mengikuti iring-iringan dari awal hingga akhir, mendukung pelaksanaan labuhan tumpeng di tengah Telaga Sarangan.
Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga (Dindikpora) Magetan, Suwata, mengapresiasi keikutsertaan pelajar dalam prosesi budaya ini. Menurutnya, keterlibatan siswa dalam Labuhan Sarangan menjadi bagian penting dalam edukasi tentang pelestarian budaya lokal.
“Hal ini patut diapresiasi, karena para siswa tidak hanya menyaksikan tetapi juga berpartisipasi langsung. Mereka mengenakan pakaian adat dan turut mengiring prosesi labuhan dari awal hingga pelarungan tumpeng di tengah telaga,” ujar Suwata.
Ia menambahkan bahwa pengalaman ini memberikan pemahaman mendalam bagi siswa tentang pentingnya melestarikan warisan budaya.
“Ini bukan sekadar ritual tahunan, tetapi juga sarana pembelajaran tentang keberagaman budaya. Dengan ikut serta dalam kegiatan ini, mereka dapat memahami nilai-nilai tradisi dan kearifan lokal yang diwariskan oleh nenek moyang kita,” imbuhnya.
Suwata berharap kegiatan seperti ini terus melibatkan generasi muda agar mereka lebih mencintai dan menjaga tradisi leluhur.
“Anak-anak perlu mengenal dan memahami budaya sejak dini. Dengan demikian, mereka akan memiliki rasa memiliki dan tanggung jawab untuk melestarikannya di masa depan,” pungkasnya.
Labuhan Sarangan tidak hanya menjadi atraksi budaya, tetapi juga menjadi cerminan bagaimana tradisi dapat terus hidup di tengah kemajuan zaman dengan melibatkan generasi muda sebagai penerusnya.(*)